Cuaca hari ini (Minggu, 27/1/2013) cukup cerah, langit tampak membiru dengan serpihan-serpihan awan putih yang lalu-lalang mengikuti arah angin. Di atas sepeda motor Honda Win 100 saya melaju santai menuju Batu Busuak, sebuah kawasan di Nagari (baca: Desa) Lambung Bukik. Di sana rekan-rekan saya (tim advance) telah lebih dulu tiba untuk memasang perlengkapan. Ya, ini adalah hari kedua kegiatan Diklatsar Paitua-MTU yang ke-22 setelah sehari sebelumnya pembukaan sekaligus pemberian materi ruangan. Nah di hari Minggu ini giliran materi lapangan yang akan diberikan kepada siswa (sebutan untuk peserta diklatsar) yaitu Rappeling.
Dari kampus hanya butuh waktu sekitar 15 menit dengan berkendara sepeda motor untuk sampai ke lokasi atau satu jam lebih jika berjalan kaki. Hari ini saya memang sengaja datang terlambat karena masih ada kegiatan lain sebelumnya. Jika tahun-tahun sebelumnya saya yang menjadi pemateri sekaligus tim advance maka kali ini saya ‘dibebas-tugaskan’ dari jabatan tersebut. Itulah regenerasi, saatnya yang muda yang berkarya dan tugas itu jatuh pada adik-adik angkatan saya di Paitua-MTU.
Pada tahun-tahun sebelumnya kita bisa membawa kendaraan sampai ke lokasi kegiatan. Namun akibat hujan deras berkepanjangan di Padang beberapa waktu lalu, ada beberapa ruas jalan yang tidak bisa dilalui karena tertimbun longsoran tanah sehingga harus berjalan kaki dari tempat penitipan motor. Jalan yang saya maksud yaitu berupa headrace (saluran pembawa air) yang mirip dengan selokan namun dengan dimensi yang lebih besar. Headrace tersebut berfungsi sebagai tempat aliran air yang ada di bendungan agar sampai di power house (rumah pembangkit) untuk memutar turbin yang menghasilkan listrik. Di Batu Busuak terdapat sebuah instalasi PLTA yang memasok listrik untuk PT. Semen Padang yang telah ada sejak tahun 1912. Namun saat ini tidak berfungsi karena di beberapa titik headrace mengalami kerusakan. Nah di salah satu titik headrace yang membentang kiloan meter tersebutlah lokasi kita berkegiatan.
Setibanya saya di lokasi, kegiatan sedang berlangsung. Tampak beberapa anggota memberikan materi dengan semangatnya sementara para siswa tak kalah antusias memperhatikan. Materi yang akan dipraktikkan yaitu teknik ascending (naik) dan descending (turun) sederhana menggunakan tali kernmantel dan perlengkapan tambahan berupa harness, figure of eight, tali perusik, etrier (tangga tali), sarung tangan tebal dan lain-lain.
Menjelang senja kegiatan pun selesai, tampak wajah gembira terpancar dari para siswa. Lelah tak terasa bagi mereka meski seharian berkegiatan di bawah cerahnya langit Batu Busuak hari ini. Sebagain di antara mereka bahkan ketagihan dan ingin mencoba sekali lagi, sayang waktu tak mengizinkan. Setelah penutupan dan sweeping sampah, para siswa pun kembali menuju sekretariat Paitua-MTU didampingi pembina. Menapaki kembali jalan yang mereka lalui pagi tadi. Dan sepertinya mereka tak sabar untuk kembali berkegiatan di lapangan dan mencoba materi baru minggu depan. Tetap semangat untuk para siswa. Salam Lestari!!!
Pingback: Minggu yang Cerah (Rappeling di Batu Busuak) | rantinghijau
Hai saya Linda dari program Hijab Traveller Trans TV. Boleh minta kontak yang bisa dihubungi? Mau tanya untuk kegiatan rappeling…
LikeLike
Halo Mbak Linda,
Sorry atas keterlambatannya. Mbak kirim aja no. hp ke email di bawah, ntar saya balas di sana. 🙂
izut32@yahoo.co.id
LikeLike
Pingback: My Favorite Capture with J105i Naite – langiteduh |